kim-sinar-harapan-tekung.blogspot.com, Peringatan Hari Jadi Lumajang 757 benar-benar memberikan kebanggaan dari masyarakat Lumajang. Kenapa tidak, karena hiburan masyarakat Lumajang ini menjadi ikon khas Lumajang. Ikon itu adalah seni budaya Jaran Kencak dan tari kopyah. Beberapa waktu yang lalu, ribuan warga masyarakat Lumajang memadati Alun- alun Kota Lumajang. Jaran Kencak dan tari kopyah ini diberangkatkan oleh Bupati Lumajang, yang didampingi oleh Wakil Bupati Lumajang dan Muspida Lumajang.
Kesenian yang telah menjadi ikon Lumajang ini diikuti oleh 100 Jaran Kencak dan tari kopyah. Kesenian Jaran Kencak dan tari kopyah terdiri dari kelompok jaranan yang tergabung dalam paguyuban Jaran Kencak dan tari kopyah dari beberapa desa, seperti Klakah, Ranuyoso, Kalipepe, Kedungrejo, Yosowilangun dan sejumlah desa lainnya di Lumajang. Amplos tepuk tangan yang meriah diberikan masyarakat Lumajang kepada Bupati Lumajang saat beliau sedang mencoba mengendalikan Jaran Kencak dan tari kopyah dalam sebuah atraksinya. Kirab Jaran Kencak dan tari kopyah seperti ini sudah dilaksanakan 2 kali kegiatan Harjaru, yaitu pada peringatan Harjalu ke 756 dan ke 757.
Bahwa Jaran Kencak dan tari kopyah telah menjadi ikon dari Harjalu. “Jaran kencak dan tari kopyah adalah kesenian asli Lumajang dan tersebar di wilayah Tapal Kuda, jadi perlu diangkat menjadi ikon Harjalu,”. Kesenian Jaran kencak dan tari kopyah sebuah budaya untuk menghargai seekor kuda milik Ranggalawe yang merupakan anak dari Arya Wiraraja sebagai pemimpin Kerajaan Lamajang. Sehingga, oleh masyarakat Lumajang untuk melestarikan kuda dari Ranggalawe yang hebat dalam berperang dan berkesenian, akhirnya oleh orang dulu melatih seekor kuda yang bisa berjoget bila ditabuhkan gamelan. “Kuda kencak dan tari kopyah ini adalah lokal genius dan perlu dilestarikan dan ini budaya Lumajang asli,”
Penulis : Nur Indah Ratnasari
Editor : Muhammad Khoirul Anam
No comments:
Post a Comment