Anda tentu sering melihat aneka jenis makanan berlabel organik di pasaran. Konon, makanan jenis ini lebih sehat. Untuk ibuhamil juga?
Intervensi bahan kimia buatan belakangan ini makin merusak alam dan mencemari lingkungan di berbagai belahan bumi. Ujung-ujungnya, ya kembali ke manusia juga. Yang paling nyata adalah, dapat merugikan kesehatannya.
Itu sebabnya, dari hari ke hari makin banyak orang yang menyadari untuk kembali berpola hidup selaras dengan hukum alam. Di antaranya, mengonsumsi makanan berlabel organik, termasuk juga para ibu hamil.
Arti makanan organik. Hukum yang berlaku di alam adalah: setiap organ melayani organisme, sedangkan setiap organisme melayani dan memelihara organnya. Ini berarti, setiap organ memiliki peran dan fungsi tersendiri untuk menunjang kepentingan sistem dalam organisme secara keseluruhan. Dengan begitu, terciptalah sistem yang harmonis, selaras, dan berkelanjutan di dalam organisme, dan juga seluruh alam semesta.
Prinsip inilah yang digunakan dalam memproduksi dan memroses makanan organik. Dalam pemrosesannya, keseimbangan alam memang selalu dijaga dan diperhatikan. Salah satu caranya, dengan tidak menggunakan pestisida, herbisida, fungisida, dan bahan kimia sintetis lainnya. Sebab, bahan kimia sintetis hanya bersifat merugikan dan merusak keharmonisan alam saja. Makanya, pada tanaman organik, digunakan pupuk kompos atau pupuk kandang dari kotoran hewan. Sebenarnya, seluruh komponen yang ada di alam mengandung semua komponen yang diperlukan tanah, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Lalu, makanan apa yang termasuk organik? Tidak hanya berupa sayuran dan buah-buahan saja, namun juga beras, telur, daging, susu, produk olahan susu, dan lain-lain. Asal dalam proses produksi, selalu diusahakan agar tidak ada kontak dengan bahan kimia buatan. Atau, paling tidak diminimalkan!
Pasti lebih sehat! Dari proses tanam dan pengolahan makanan organik terlihat kalau makanan ini baik bagi kesehatan. Apa benar? Ya. Karena, kalau kita bisa meminimalkan jumlah zat asing yang masuk ke dalam tubuh, sel-sel tubuh jelas akan lebih sehat. Secara otomatis, tubuh kita juga jadi lebih sehat
Nah, kondisi tubuh yang sip ini bisa jadi modal yang baik saat Anda berencana memiliki keturunan. Apalagi, kemungkinan tubuh yang sehat untuk menghasilkan bibit yang berkualitas baik memang akan jauh lebih besar.
Efek racun, tidak langsung. Pengaruh benda asing terhadap kerja sistem metabolisme tubuh ibuhamil memang tak beda jauh dengan mereka yang tidak hamil. Hanya saja, tubuh Anda saat hamil biasanya lebih sensitif. Selain itu, ada periode dimana tumbuh kembang janin berlangsung sangat cepat. Masalahnya, begitu ada benda asing yang mengganggu, proses tumbuh kembang janin bisa terhambat. Nah, dampaknya pada metabolisme tubuh ibu, bisa diperbaiki dengan berpola makan sehat. Bagaimana dengan janin? Sayangnya, tidak bisa diperbaiki lagi.
Meski begitu, tentu saja, semua dampak negatif dari pestisida dan zat asing lainnya terhadap kesehatan tubuh tidak segera muncul. Contohnya, setelah makan apel yang kulitnya beresidu pestisida, Anda tidak langsung kena kanker! Efek racun dari pestisida dan zat asing baru akan muncul beberapa tahun, bahkan mungkin puluhan tahun kemudian. Yaitu, setelah akumulasi yang terjadi sudah tidak dapat ditolerir lagi oleh sistem pertahanan tubuh
National Academy of Science, Amerika Serikat, pernah melaporkan, jenis pestisida yang banyak digunakan di seluruh dunia, yakni organokhlorin, organofosfat, serta kombinasinya, dalam jangka panjang terbukti menyebabkan gangguan hormon, kecacatan janin, kerusakan sistem saraf, kanker, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Jadi, jelas Anda sebaiknya hati-hati.
Sumber : http://www.ayahbunda.co.id
No comments:
Post a Comment